Saturday, February 27, 2010

Modifikasi Honda CB100 - 4 Klep DOHC 226 CC


BLOK DAN KEPALA SILINDER F-150
Menggapai teknologi modern, Royo menggabungkan mesin CB100 dengan milik Suzuki Satria F-150. “Karter milik CB100 sedang kepala dan blok silinder punya Satria F-150 yang sudah DOHC,” jelas brother beken disapa Royo ini.

Tentunya perlu dudukan atau adaptor khusus untuk menggabungkan karter dan blok silinder. Royo bikin dari bahan duralium 5 mm. Disambung menggunakan las argon untuk bagian dalam. Sedang bagian luar perlu lebih rapi, makanya pakai las babet.

Posisi baut blok juga digeser. Disesuaikan lubang baut di blok F-150. Juga perlu bikin dudukan tensioner yang panjang dan pendek. Menggunakan miling agar pas pasang di karter.

Piston pakai diameter 68 mm. Diambil dari Honda XR400 yang punya pin piston 15 mm. Pas dipasangkan sama setang piston GL-Pro Neo Tech yang sudah dipasang berikut kruk as-nya.

Piston besar memaksa ganti boring lebih besar. Juga stroke atau langkah piston dibikin jadi 62,2 mm. Ini didapat dari menggeser posisi pin kruk as Neo Tech sekitar 6,5 mm. Total langkah bertambah 13 mm.

Kalau dihitung menggunakan rumus volume silinder pasti didapat 225,7 cc. Itu didapat dari diameter silinder yang sudah 68 mm dan stroke 62,2 mm.

Tapi, lantaran stroke bertambah bukan saja pasang adaptor blok silinder dari duralium 5 mm. Tapi, rantai keteng Satria FU perlu ditambah. Disambung lagi 4 mata. Tentu gigi keteng di kruk as juga dibikin seperti punya Satria 4-tak itu.
Setelah kapasitas dapur pacu meningkat, sektor pemindah daya dibenahi. Biar imbang gitu. Seperti rasio satu set pakai Honda Tiger. Otomatis mesin tidak teriak kencang lantaran sudah 6 tingkat kecepatan.

Begitu juga rumah kopling. Cangkok dari Tiger. “Namun kampas kopling dipasang enam lapis. Aplikasi dari Honda Grand,” jelas Royo yang bisa ditanya lebih lanjut lewat telepon rumah di nomor (022) 6673653.
Pengapian masih cangkok dari punya Grand. Seperti satu set magnet, sepul, pulser dan CDI. Tentu dalam pemasangan kudu dibuatkan dudukan baru. Paling penting lagi letak pulser yang dipasang di kruk as. Tidak ditempatkan di tutup magnet, kenapa ya?

Rencana ke depan mau ganti pulser. Menurut Bro yang dulu sempat beken bikin 2 busi ini. Katanya yang bagus cangkok dari punya Binter Joy. Makanya mesin mau dibelah ulang. Minimal sebelah kiri kudu dibongkar.
Sistem pelumasan menuju kepala silinder kudu lancar agar mampu melumasi mekanisme klep. Kalau mempertahankan jalur lama, dipastikan lumayan ribet. Itu karena lubang baut silinder di karter dan blok sudah bergeser. Apalagi sudah tertutup adaptor blok dan kena las babet.

Untuk itu kudu dibuatkan jalur baru. Dari tutup bak kopling kanan dilubangi sebagai dudukan nipel slang. Dari nipel disambung ke pipa karet dan pipa besi menuju kepala silinder. Dari sana baru disemburkan menuju mekanisme klep.

Aliran pelumas di kepala silinder dilanjut menuju karter kembali. Lewat lubang baut blok kiri depan. Setelahnyampe atas karter dibuatkan dua lubang yang disemprotkan menuju rantai keteng dan setang piston bawah. Baru deh setelah itu oli ngumpul di bak.
Edwin dapat barang unik, yakni piston Honda CBR150. Menurut Royo, diameter 67 mm dan pin 15 mm. Otomatis harus bore down lantaran piston makin imut dan boring diganti lebih kecil.

Kini kapasitas silinder malah turun. Asalnya 225,7 cc jadi 219 cc. Turun sekitar 7 cc. Tapinggak masalah lantaran dirasa aman karena kompresi tidak terlalu besar.

sumber : http://hondabike.multiply.com/journal/item/39

Monday, February 22, 2010

Spesifikasi Yamaha Byson | Harga di Indonesia 2010

Spesifikasi Yamaha Byson | Harga di Indonesia 2010 - Yamaha kembali bakal meluncurkan produk anyar. Kali ini diberi nama Byson. Belum ada rilis resmi soal harga Yamaha Byson, namun diperkirakan berkisar Rp 18 juta – Rp 20 juta.

Image and video hosting by TinyPic
Spesifikasi Yamaha Byson:

Dimensions
Overall Length x Width x Height : 1,975 mm x 770 mm x 1,045 mm
Seat height : 790 mm
Wheelbase : 1,355 mm
Minimum ground clearance : 160 mm
Dry weight / Curb weight : 126 kg / 137 kg
Fuel tank volume : 12 liters
Engine oil volume : 1,2 liters

Engine
Engine type : Air-cooled, 4-stroke, SOHC, 2-valve
Displacement : 153.0 cm3
Bore & Stroke : 58.0 x 57.9 mm
Compression ratio : 9.5:1
Maximum output : 14PS / 7500 rpm
Maximum torque : 14 N.m / 6000 rpm
Starting method : Electric starter
Lubrication type : Wet sump
Carburetor type : BS26
Clutch type : Constant mesh wet multiplate
Ignition type : CDI
Primary / secondary reduction ratio : 3.409 / 2.857
Transmission type : Return type 5-speed

Chasis
Frame type : Diamond
Suspension (front/rear) : Telescopic / Monocross
Wheelbase : 1,355 mm
Brake type (front/rear) : Hydraulic single disc / drum
Tire size (front/rear) : 100/80-17 / 140/60-R17


Thursday, February 18, 2010

Kawasaki Athlete Modifikasi | Motor Modif

Kawasaki Athlete Modifikasi | Motor Modif - Kawasaki Athlete ternyata keren juga kalau dimodifikasi. Seperti gambar berikut ini:

Image and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPic


Wednesday, February 3, 2010

Modifikasi Motor Honda Tiger 2002 Gaya Street Fighter

Modifikasi Motor Honda Tiger 2002 Gaya Street Fighter - Aliran street fighter kini mulai merambah daerah. Honda Tiger 2002 milik Irwandi Nurullah, warga Dumai, Riau, ini misalnya, sosoknya sudah berubah menjadi "Robofighter Style". Modifikasi dikerjakan Suswanto dari Billy Custom, yang memang dikenal sebagai penganut West Jateng Style atau WJS.

Image and video hosting by TinyPic

Tak ada ubahan ekstrem pada bodi, kecuali tangki bahan bakar karena mengikuti tarikan garis dari belakang yang meruncing kecil. Uniknya, spidometer menemplok di ujung tangki (dekat setang).

Wanto—panggilan akrab Suwanto—penganut kuat streetfighter dan tergolong rajin bereksperimen. Selain memadukan gaya murni Eropa, terkadang modifikasi dibumbui ide sendiri. Seperti pada Tiger ini, dia mengaku mengikuti desain streetfighter Ducati yang diambil pada bentuk dasarnya aja.

Dari karyanya itu, lekukan dan komposisi siku tegas sekali pada hampir seluruh bodi, sementara gaya WJS dengan membuat bagian tengah lebih padat dan mekar dipertahankan. Seperti bagian tangki, di bagian bawahnya ditambahi sayap sehingga terkesan gambot, tetapi dengan bagian belakang yang mengecil. Seluruh ubahan pada bodi menggunakan bahan pelat galvanis.

Supaya komposisi lebih pas, sasis belakang dibuat ulang pakai pipa 22,5 mm sebagai rangka baru. Kerangka asli yang masih dipakai, menurut Wanto, hanya bagian center backbone. Kesan kekar ditunjang aplikasi deltabox, plus lengan ayun yang dikondomkan, termasuk juga peredam kejut depan. Untuk belakang, dia memakaikan peredam kejut Suzuki Satria.

(sumber: kompas.com)