Thursday, January 7, 2010
Bisnis Variasi Motor Terancam
Kenapa UU baru itu bisa begitu meresahkan? "Sebab pelaksanaan di lapangan masih belum jelas, sehingga sepertinya banyak aparat yang melakukan razia terhadap sesuatu hal yang kita yakini masih benar," kata Sendy Gienardy pemilik Sendy Motor di Luwuk, Sulawesi Tengah.
Pemilik toko variasi ini langsung merasa omsetnya menurun drastis. "Sebab sekarang banyak yang kembali ke tampilan standar sehingga dagangan kita jadi enggak laku," lanjutnya.
Tentu bukan tanpa sebab. Konon di wilayahnya pihak polisi melakukan razia motor yang menggunakan variasi pengganti komponen standar. "Bahkan pakai spion variasi juga ditilang selain yang pakai knalpot racing," tambahnya sambil ngomong kalau alasan aparat dalam menindak adalah UU yang baru disahkan tadi.
Hal sama juga disampaikan Hendriansyah, juragan produk berlabel HRP. "Saat ini memang volume perdagangan jadi jauh menurun," kata pria yang juga berjulukan dewa road race ini. Sebagai brand terkenal penghasil knalpot tentu saja indsutri Hendri menjadi sangat terpukul.
"Saat ini memang sudah ada razia seperti itu di seputaran Jogja. Bahkan akhir-akhir ini termasuk sering di kawasan Solo," lanjutnya. Hendri berkeluh kesah jika hal ini terus berlanjut maka bisa-bisa mereka yang bergerak di bisnis ini akan gulung tikar.
Satu lagi pedagang yang mengeluhkan kondisi akhir-akhir ini adalah Johny Lipurnomo yang banyak mengimpor variasi dari Thailand dan Taiwan. "Memang banyak keluhan dari konsumen . Masak iya ganti spion aja kena tilang," tanya Johny bingung.
Padahal menurut pria yang punya bendera Custom World ini, spion menjadi item pertama yang dilakukan penggantian oleh pemilik motor. Setelah itu baru diikuti knalpot dan lain-lain.
Sebenarnya bagaimana sih masalah ini sesuai yang diamanatkan UU tadi? Mari kita periksa pasalnya satu per satu.
Dimulai dari pasal 48 yang membahas mengenai persyaratan teknis dan laik jalan kendaraan bermotor. Ayat 2 menjelaskan yang dimaksud persyaratan teknis adalah; susunan, perlengkapan, ukuran, karoseri, rancang teknis, pemuatan.
Sementara ayat 3 nya menjelaskan bahwa laik jalan adalah kinerja minimal kendaraan bermotor yang sekurang-kurangnya diukur atas; emisi gas buang, kebisingan suara, efisiensi rem, kincup roda depan, suara klakson, daya pancar dan arah sinar lampu utama, radius putar, akurasi alat penunjuk kecepatan, kesesuaian
kinerja roda dan kesesuaian daya mesin penggerak terhadap
berat kendaraan.
Sebenarnya jika pasal ini yang dijadikan alasan penilangan oleh aparat seharusnya mereka melihat lagi bunyi ayat 4 masih dari pasal yang sama. Ayat 4 ini berbunyi ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan teknis dan laik jalan sebagaimana dimaksud ayat 2 dan 3 diatur dengan Peraturan Pemerintah (PP).
Sampai saat ini belum ada PP yang menindaklanjuti aturan tadi. Misalnya saja mengenai kebisingan, tingkat emisi gas buang, klakson, hingga kembangan ban dan arah lampu tadi. Jadi jika aparat langsung menindak dengan landasan pasal ini, maka itu bisa dikatakan belum tepat karena PP mengenai aturan tersebut belum ada. Jadi pasal ini belum bisa dikenakan terhadap pengendara.
Karena itu jika PP-nya akan dibuat, ada baiknya pemerintah mendengarkan dulu aspirasi para pengguna motor, pengusaha, dan semua pihak yang terlibat dalam industri ini. "Sebab mengenai tingkat kebisingan itu harus tanya sama kita yang memproduksi knalpot. Kita akan taat aturan kok jika peraturannya jelas mengenai itu," lanjut Hendri.
Meskipun PP-nya belum ada, sangsi yang akan diberikan sudah tertuang jelas. Hal itu jelas dibaca pada pasal 285. Pasal ini berbunyi, Setiap orang mengemudikan sepeda motor di jalan yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan yang meliputi kaca spion, klakson, lampu utama, lampu rem, lampu penunjuk arah, alat pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan, knalpot dan kedalaman alur ban sebagaimana dimaksud pasal 106 ayat 3 jucto pasal 48 ayat (2) dan (3) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah).
Sekali lagi perlu dipahami bahwa sangsi ini baru bisa dilaksanakan jika PP yang menjadi syarat seperti disebutkan pasal 48 tadi harus dibuat terlebih dahulu. Jika tidak maka aturan in hanya akan menjadi pasal karet sebab tidak ada angka dan kondisi pasti mengenai kelaikan jalan tadi. Misalnya saja PP itu nantinya harus menyebutkan arti kaca spion yang laik, lampu yang laik, kondisi knalpot yang legal dan masih banyak item di motor yang memang perlu mendapat kepastian tentang kondisi boleh atau tidak bolehnya
digunakan.
Salah satu upaya untuk menjembatani semua permasalahan itu, para produsen variasi membentuk Asosiasi Pedagang Variasi (APV). Asep Hendro yang didaulat jadi ketua APV mengatakan perlunya standarisasi untuk variasi. Misal, kebisingan knalpot. Ada alat ukur yang dipakai untuk menentukan melanggar aturan atau tidak. “Pemerintah pastinya juga punya standar yang diadopsi dari standar internasional. Kira-kira berapa desibel. Jangan asal tilang, aparat bisa dituntut balik,” papar Asep yang juga merasa penjualan knalpotnya ikutan ngedrop.
APV mengusulkan adanya SNI (Standar Nasional Indonesia) seperti yang diberlakukan pada helm. Sehingga perlengkapan variasi yang dapat menggangu keselamatan berlalu lintas itu perlu diperjelas lagi. Sebab bisa saja satu variasi bagi si pemiliknya tidak berbahaya tapi menurut aparat bisa mengganggu. Karena belum adanya kejelasan definisi ini maka pemerintah harusnya segera mengeluarkan petunjuk pelaksaannya atau PP tambahan.
ASAL SESUAI SPEK3541img_3171.jpg
Brigjend (Pol) Sulistyo Ishak, Wakadiv Humas Polri mengatakan aturan UU No. 22 tahun masih tahap sosialisasi. “Untuk menegakkan aturan ada beberapa tahapan. Yakni sosialisasi, persuasif, terakhir baru represif berupa penilangan. Jadi, petugas tidak boleh melakukan langkah terakhir dulu,” jelas pak polisi ramah ini.
Pria yang pernah menjabat sebagai direktur lalu lintas Polda Metro Jaya ini mengungkapkan, perlunya aturan yang lebih jelas soal penggunaan komponen yang sudah tidak standar lagi. “Selama tidak menyalahi aturan spesifikasi teknis yang telah ditentukan, boleh saja menggunakan komponen lain. Asal legal dan tidak membahayakan,” papar bapak berkacamata itu.
Sulistyo juga menyarankan proses pengawasan terhadap barang variasi sebaiknya dilakukan sejak di hulu. “Saat barang itu dibikin produsen. Bukan ketika variasi itu sudah jadi. Sehingga tidak menyulitkan petugas di hilir. Semua pihak mulai dari departemen terkait harus berperan di sana,” ungkap polisi berpangkat bintang satu ini.
Monday, January 4, 2010
Yamaha Jupiter Z Ala Rossi

Yamaha Jupiter Z Ala Rossi
Foto Lain:
UU Lalu Lintas Matikan Bisnis Aksesoris Motor

"Kita para modifikator sempat kaget dengan peraturan baru itu. Undang-undang itu bahaya sekali, tanpa diketahui undang-undang itu bisa mematikan bisnis aksesoris roda dua di Indonesia," kata modifikator R2 Hantu laut, Dony ketika ditemui di sela-sela acara Geber Suzuki di parkir Tennis In-door Senayan Jakarta, Minggu (13/12/2009).
Menurutnya pemerintah tidak melihat dampak dari undang-undang yang berlaku. Sebab undang-undang itu akan menghasilkan undang-undang yang sangat tidak sosialis. "Peraturan yang sangat tidak sosialis. Modifikator motor juga banyak yang memanfaatkan aksesoris roda dua, dan kita saling bersangkutan, kita ini manusia yang sosial," ucapnya.
Sementara data yang diterima detikOto dari Dony, bisnis aksesoris di Jawa Barat sudah turun 40 persen, seperi bisnis knalpot. "Akibatnya modifikator enggan menggunakan knalpot yang dinilai melebihi ambang batas kebisingan," ujarnya.
Tidak hanya itu, aksesoris lainnya seperti lampu, pelek, dan bodi kit juga dinilai mandek akibat peraturan itu. "Masih banyak lagi seperti bisnis aksesoris lampu, velg dan lain-lain," ungkapnya.
Sementara Topo Goedel Atmodjo, sang kreator dari Tauco Custom mengutarakan hal yang sama. UU Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Bab VII pasal 48 dinilai mematikan bisnis aksesoris. "Karena modifikator serba salah untuk melakukan modifikasi yang terbentur dengan peraturan," jelas Topo.
Topo menjelaskan peraturan itu akan menjadi momok bagi pebisni dan modifikator. "Lihat saja itu akan menjadi momok bagi modifikator dan pebisnis aksesoris," ungkapnya.
Namun Topo menyakini dengan adanya UU baru, akan pula terwujud gaya modifikasi terbaru di negeri ini untuk menghindari undang-undang yang memberatkan. "Tapi ada segi positifnya, bakal ada gaya baru. Dan modifikator akan lebih berimprovisasi pada hasil karyanya," tegas Topo.
Gaya Modifikasi Motor 2010
Namun tak terlepas dari aksesoris yang pada dasarnya mengikuti tren dari tahun ke tahun sesuai dengan fungsional dan kebutuhan.
Berhubung 12 bulan di 2009 hampir terlewati, tentu banyak isyarat dari penggemar otomotif dalam menyongsong dunia modifikasi di 2010. Apakah ada perubahan dengan tren modifikasi di 2010?
Nah, rumah yang biasa menjagal sepeda motor di bilangan Ragunan, Tauco Costum mengisyaratkan bakal banyak perubahan dalam merombak si kuda besi di tahun depan. Yups apa aja sih brow ?
Begini, Topo Goedel Atmodjo selaku pimpinan bengkel mengatakan transisi gaya memodifikasi akan terjadi pada motor bebek di 2010 yang umumnya bakal menjadi bebek berpenampilan klimis namun tetap menantang.
"Konsep modifikasi motor bebek di tahun bakal ke arah European Style yang lebih kearah minimalis, namun tetap mengeluarkan auranya," kata Topo kepada detikOto, Kamis (10/12/2009).
Konsep Eropa minimalis yang dimaksud Topo adalah gaya modifikasi yang tidak terlalu berubah total alias merombak bodi motor 100 persen. Sebab menurutnya di 2010 para penikmati modifikator lebih menyukai aura modifikasi yang apa adanya.
"Paling hanya menambah aksesoris dan yang pantas diaplikasikan pada motornya," katanya.
Enggak cuma bodi saja yang minimalis, mesin juga lanjut Topo bakal tampil apa adanya, karena dinilai untuk memenuhi mobilitas sehari-hari. "Mesin enggak banyak berubah kok bro, di 2010 kemungkinan banyak orang yang tidak merombak mesin bawaan pabrik," jelas pria berjambul itu.
Dan untuk warnanya, motor bebek yang telah dimodifikasi tentu masih menggunakan warna-warna cerah untuk memikat perhatian. Beitu juga dengan konsep ban yang lebar dibelakang bakal masih diaplikasikan oleh modifikator tanah air.
"Tak lepas ban-ban lebar juga masih digandrungi di 2010," tandasnya.
Berbeda dengan motor batangan, sebut saja Scorpio, V-Xion, Tiger dan lain-lain. Nah, untuk konsep motor laki itu Topo yang juga sering keluar masuk tipi itu mengungkapkan akan sering menggunakan konsep Streetfighter. Enggak cuma velg gede doang, tampilan bodi juga akan tampil sangar namun masih memikirkan unsur keselamatan.
Tahun 2010 motor batangan gayanya lebih ekstrem dengan warna-warna mencolok seperti merah dan biru
Namun untuk daily use atau yang sekadar ingin terlihat beda, tarikan garis tajam yang biasa menempel pada konsep motor tersebut dikurangi dengan alasan safety untuk pengendara lainnya. "Bodi cenderung lebih di-improve agar tidak terlihat ekstrem, tapi tetap mencolok dan terlihat beda," ujarnya.
Dan untuk menunjang bodi streetfighter, grafisnya cenderung simpel dengan stripping di kedua sisi bodi saja. "Airbrush masih tetap digunakan dengan warna-warna yang disesuaikan," imbuhnya. Sedangkan untuk mengorek-ngorek mesin pada kons streetfighter juga akan mulai ditinggalkan. "Alasan safety dan fungsional," tutupnya
Sistem pengapian CDI

merupakan sistem pengapian elektronik yang sangat populer
digunakan pada sepeda motor
saat ini. Sistem pengapian CDI terbukti lebih menguntungkan dan lebih baik
dibanding sistem pengapian konven-sional (menggunakan platina). Dengan
sistem CDI, tegangan pengapian
yang dihasilkan lebih besar (sekitar 40 KV) dan stabil sehingga proses
pembakaran campuran bensin dan udara bisa berpeluang makin sempurna
Dengan demikian, terjadinya endapan karbon pada busi juga bisa dihindari. Selain itu, dengan sistem CDI tidak memerlukan penyetelan seperti penyetelan pada platina. Peran platina telah digantikan oleh oleh thyristor sebagai saklar elektronik dan pulser coil atau “pick-up coil” (koil pulsa generator) yang dipasang dekat flywheel generator atau rotor alternator (kadang-kadang pulser coil menyatu sebagai bagian dari komponen dalam piringan stator, kadang-kadang dipasang secara terpisah).
Secara umum beberapa kelebihan sistem pengapian CDI dibandingkan dengan sistem pengapian konvensional adalah antara lain :
1. Tidak memerlukan penyetelan saat pengapian, karena saat pengapian terjadi secara otomatis
yang diatur secara elektronik.
2. Lebih stabil, karena tidak ada loncatan bunga api seperti yang terjadi pada breaker point (platina) sistem pengapian konvensional.
3. Mesin mudah distart, karena tidak tergantung pada kondisi platina.
4. Unit CDI dikemas dalam kotak plastik yang dicetak sehingga tahan terhadap air dan
goncangan.
5. Pemeliharaan lebih mudah, karena kemungkinan aus pada titik kontak platina tidak ada.
Cara Kerja Sistem Pengapian CDI

magnet) berputar, maka akan dihasilkan arus listrik AC dalam bentuk induksi listrik dari source coil seperti terlihat pada gambar disamping. Arus ini akan diterima oleh CDI unit dengan tegangan sebesar 100 sampai 400 volt. Arus tersebut selanjutnya dirubah menjadi arus setengah gelombang (menjadi arus searah) oleh diode, kemudian disimpan dalam kondensor (kapasitor) dalam CDI unit. Kapasitor tersebut tidak akan melepas arus yang disimpan sebelum SCR (thyristor) bekerja. Pada saat terjadinya pengapian, pulsa generator akan menghasilkan arus sinyal. Arus sinyal ini akan disalurkan ke gerbang (gate) SCR. Dengan adanya trigger (pemicu) dari gate tersebut, kemudian SCR akan aktif (on) dan menyalurkan arus listrik dari anoda
(A) ke katoda (K). Dengan berfungsinya SCR tersebut, menyebabkan kapasitor melepaskan arus (discharge) dengan cepat. Kemudian arus mengalir ke kumparan primer (primary coil) koil pengapian untuk menghasilkan tegangan sebesar 100 sampai 400 volt sebagai tegangan induksi sendiri. Akibat induksi diri dari kumparan primer tersebut, kemudian terjadi induksi dalam kumparan sekunder dengan tegangan sebesar 15 KV sampai 20 KV. Tegangan tinggi tersebut
selanjutnya mengalir ke busi dalam bentuk loncatan bunga api yang akan membakar campuran bensin dan udara dalam ruang bakar. Terjadinya tegangan tinggi pada koil pengapian adalah saat koil pulsa dilewati oleh magnet, ini berarti waktu pengapian (Ignition Timing) ditentukan oleh penetapan posisi koil pulsa, sehingga sistem pengapian CDI tidak memerlukan penyetelan
waktu pengapian seperti pada sistem pengapian konvensional. Pemajuan saat pengapian terjadi secara otomatis yaitu saat pengapian dimajukan bersama dengan bertambahnya tegangan koil pulsa akibat kecepatan putaran motor. Selain itu SCR pada sistem pengapian CDI bekerja
lebih cepat dari contact breaker (platina) dan kapasitor melakukan pengosongan arus (discharge) sangat cepat, sehingga kumparan sekunder koil pengapian teriduksi dengan
cepat dan menghasilkan tegangan yang cukup tinggi untuk memercikan bunga api pada busi.
SISTEM PENGAPIAN BATERAI
21.11.09

Sistem pengapian (Ignition system) pada automobil berfungsi untuk menaikkan tegangan baterai menjadi 10 KV atau lebih dengan menggunakan ignition coil di mana tegangan tersebut dibagikan ke tiap busi oleh distributor. Konstruksi sistem pengapian konvensial terdiri atas:
1. Baterai
Baterai menyediakan arus listrik tegangan
rendah (12 V).
2. Ignition coil berfungsi untuk menaikkan tegangan yang diterima dari baterai menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian.
3. Distributor terdiri dari atas cam (nok), membuka breaker point (platina) pada sudut crankshaft poros engkol yang tepat untuk masing-masing silinder.
*Breakerpoint (platina)
Memutuskan arus listrik yang mengalir melalui kumparan primer dari ignition coil untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi pada kumparan sekunder dengan jalan induksi magnetik listrik.
* Capasitor atau kondensor
Menyerap loncatan bunga api yang terjadi antara breaker point pada saat membuka dengan tujuan untuk menaikkan tegangan coil sekunder.
* Centrifugal governor advancer
Memajukan saat pengapian sesuai dengan putaran mesin.
*Vacuum advancer
Memajukan saat pengapian sesuai dengan putaran mesin.
*Rotor
Membagikan arus listrik tegangan tinggi yang dihasilkan oleh ignition coil ke tiap-tiap busi.
*Distributor Cap
Membagikan arus listrik tegangan tinggi dari rotor ke kabel tegangan tinggi dari ignition coil ke busi.
4. Kabel tegangan tinggi(high tension cord)
Mengalirkan arus listrik tegangan tinggi dari ignition coil ke busi.
5. Mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan bunga melalui elektrodanya.
SISTEM PENGAPIAN MAGNET
24.11.09

Sistem pengapian ini adalah salah satu sistem pada motor bakar yang penting untuk diperhatikan. Sistem penyalaan ini erat hubungannya dengan tenaga (daya) yang dibangkitkan oleh suatu mesin. Apabila sistem ini tidak bekerja dengan baik dan tepat, maka hal ini dapat mengganggu kelancaran pembakaran dengan bahan bakar dan udara di dalam selinder, sehingga tenaga yang dihasilkan oleh mesin berkurang. Pada sistem baterai, supply arus listrik berasal dari baterai, sedangkan pada sistem magnet arus listrik berasal dari generator AC.
Tiger vs Thunder vs Scorpio
Mungkin dulu sudah banyak yang membaca artikel komparasi antara Tiger 2000 vs Thunder 250 vs Scorpio di tabloid OTOMOTIF? Kebetulan artikel tersebut menjadi salah satu artikel tabloid OTOMOTIF favorit saya, jadi saya coba posting lagi di blog ini sekaligus sedikit komentar tentang komparasi tersebut
Auoooo…! Bukan cari sensasi Tarzan datang ke kota. Ia penasaran, katanya lalu-lintas hutan beton di kota-kota besar cuma beda setipis kulit bawang dengan hutan rimba. Apalagi sejak eksekutif muda dan young urban bermobil sering terserang sakit kepala tiap hari. Bangun jam 5 pagi, mandi, sarapan dan bergegas kerja. Jarak cuma 20 km-an rumah-kantor bagaikan siksaan yang tak terhindar. Ribuan mobil bertarung mengais sisa ruas jalan mirip di hutan rimba. Bayangan telat ngantor, meeting menggunung sampai bos nyap-nyap menambah puyeng.Stop! Obatnya bukan paracetamol atawa daun obat. Coba simpan mobil Anda dulu di garasi dan pilih varian bergengsi motor jenis sport ini. Ada Honda Tiger 2000, Suzuki Thunder 250 dan Yamaha Scorpio Z. Ini solusi alternatif hemat dan cepat. “Mungkin mirip berayun-ayun di dahan pohon,” gumam Tarzan. Sayang Simba dan Jane absen melihat tes ini. Apa boleh buat the test must go on..
MODEL
Enggak ada yang lebih sensitif menilai sebuah sosok selain seekor binatang. “Errggh..untung datang si Cheetah,” girang Tarzan, setengah memanggil sang monyet. Sambil basa-basi dan rembukan sebentar mereka mulai angkat bicara. Thunder bentuknya simpel banget. Lihat saja tangki dan buritan, cuma bulat, sedikit lurus dan bulat lagi. Kalau ada lomba menggambar Thunder, pesertanya pasti mampu menyelesaikan dengan cepat. Sst..Thunder juga kental sekali nuansa petualangnya.
Bagaimana dengan Scorpio? “Ehm, modelnya lelaki banget gitu lo..,” bisik Cheetah dengan bahasa hutan yang ejaannya disempurnakan. Coba lihat bentuk bodi belakang, lurus dan tegas. Sebagian bilang jadi terlalu kaku. Namun secara keseluruhan membuatnya terlihat jantan. Menurut pabrikan garpu tala, desain dan karakternya dibuat mirip RX-King kombinasi RX-Z. Berbeda dengan tampang Tiger, “Kalau dilihat bisa meruntuhkan hati Jane,” tambah Tarzan sambil tersenyum simpul. Maksudnya, Tiger itu gagah, ada aroma kelembutan di desainnya dan juga atraktif. “Ini bukan karena si macan teman kita lo,” kekeh Cheetah.Komen saya (tulisan italic): secara model (dari dulu mpe sekarang) Tiger memang paling bagus, tp scorpio CW lansiran 2009 juga kelihatan lebih bagus dari versi jari-jari. Bahkan kalau diganti ban ukuran 130 (belakang) Scorpio tampak paling manis karena monoshocknya. Untuk lampu depan saya paling suka lampu Thunder 250 dan lampu picek tiger baru
KONSUMSI BBM
Tarzan bingung, rimba belantara Indonesia lagi kesulitan sumber daya minyak bumi. Suatu langkah bijak bila ia memilih tunggangan yang konsumsi BBM-nya irit. Namun di sisi lain ketiga motor punya kelebihan yang ia sukai. Jadi, harus mengorbankan yang mana?
Lewat pengujian konsumsi BBM pada ketiga motor, Tiger paling irit. Baik dalam kondisi lalu lintas rimba perkotaan yang sarat kemacetan dan sering melakukan ’stop and go’, maupun lintas luar kota. Untuk pemakaian normal di perkotaan, satu liter bisa 40 km. Sementara Thunder 250 hanya 30 km. Sedang Scorpio paling boros, yakni cuma 28 km. Pada pemakaian jarak jauh dengan hambatan lebih sedikit, Tiger paling irit disusul Thunder dan Scorpio.Wajar tigy paling irit karena cc paling kecil, aneh juga ya ternyata pio lebih boros dari thunder
Data konsumsi BBM:Motor, Dalam kota,Luar kota
Honda Tiger, 40 km/liter, 42 km/liter
Yamaha Scorpio Z, 28 km/liter,29,5 km/liter
Suzuki Thunder 250, 30 km/liter, 31 km/liter
PERFORMA
Bicara performa, Tarzan jadi ingat cheetah, sprinter ulung pemburu rusa di hutan rimba. Rekornya 0-100 km/jam dalam 5 detik. Siapa ya yang bisa menyamainya? Kalau Tiger performanya lumayan. Memang untuk akselerasi di putaran bawah, Tiger paling lemah. Tetapi bila sudah bermain di putaran menengah ke atas, performanya ganas lo. Top speed bisa mencapai 140 km/jam. Pas deh buat dipakai lintas jarak jauh
Berbeda dengan Thunder, justru power mesin dahsyat di putaran bawah hingga tengah. Sedang atasnya terasa seperti cepat habis. Tak heran bila top speednya tak beda jauh dengan Tiger. Namun karakter tenaga seperti itu eces buat menerabas medan mendaki. Serta tidak kesulitan mengangkut beban berat. Jagoan Suzuki ini dijejali teknologi Twin Swirl Combustion Chamber (TSCC) sehingga pengabutan udara dan bahan bakar di ruang bakar berefek putaran kembar. Akibatnya pembakaran makin cepat dan dahsyat. Apalagi menganut jumlah katup 4 (dua isap, dua buang).Nah, kalau Scorpio Z sanggup menutupi kekurangan Tiger maupun Thunder 250. Mulai dari putaran bawah hingga atas, tenaga mesin seperti tak ada putus-putusnya. Terbukti saat pengetesan akselerasi (lihat data pengetesan) si Kalajengking selalu yang tercepat. Wajar jika mengingat basis mesin yang dipakai asalnya dari jenis trail, yakni Yamaha Serrow. “Mesin Serrow dikembangkan lagi dan di sesuaikan buat jalan raya. Pokoknya karakter tenaga dibuat semirip mungkin dengan Yamaha RX-King,” bilang Gatot Subagyo, dari divisi sport PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI).
Saya kurang setuju kalau top speed tigy disebut Otomotif sampai 140 kpj, tigy saya dulu dan teman-teman KHTI walau sudah diporting (maupun yang sudah dioprek) hanya mentok 120 Kpj saja. Jika dioprek hanya menambah akselerasi, salah seorang member KHTI yaitu Bung Citra yang bukan BCL
pernah mencoba tigernya yang sudah dioprek di Sentul dan top speed hanya 130 Kpj. FYI dalam keadaan standar Scorpio milik bikers yang aktif di beberapa forum Erwe hanya mentok 120 Kpj (mungkin pio lain juga sama), setelah dioprek baru bisa tembus 140 Kpj. Top speed Thunder 250 saya tidak tahu karena belum pernah mencoba
Data pengetesan akselerasiAkselerasiTiger; Scorpio Z;Thunder 250
0 – 60 km/jam;3,72 detik3,36 detik; 3,55 detik
0 – 80 km/jam; 6,65 detik 5,21 detik;5,81 detik
0 – 100 meter; 6,87 detik, 6,61 detik; 6,64 detik
0 – 201 meter; 10,99 detik,10,45 detik 11,05 detik
HANDLING
Hutan rimba penuh pepohonan rapat ibarat kota besar yang sarat kemacetan kendaraan. Untuk kondisi seperti itu, Tarzan yakin motormania perlu tunggangan gesit dan licah. Mampu meliuk-liuk di kerapatan pohon, eh, lalu lintas dengan mudah. Tiger sanggup memenuhi kriteria itu, Sebab, selain bobotnya paling enteng ketimbang Scorpio Z dan Thunder 250, posisi setangnya juga mendukung. Namun ketika mencoba Scorpio, kelincahannya malah lebih mantap. Bisa jadi karena sumbu rodanya paling pendek, yakni 1.295 mm saja. Berbeda dengan pesaingnya yang bermain di angka 1.300 mm ke atas. Hanya saja, untuk menikung rebah, sedikit ngeri lantaran posisi bagian depan serta setang Scorpio agak tinggi. Berbeda dengan Tiger yang agak pendek. Sehingga tidak ragu buat menikung tajam. Kalau Thunder 250, cukup kesulitan bila diajak nyelip-nyelip di kemacetan. Maklum, selain berat, posisi setang yang tinggi serta sudut caster lebar (28ยบ) membuatnya kurang licah meliuk-liuk. Namun kala dipakai buat turing luar kota, kenyamanan sip banget. Posisi berkendaranya terasa sangat santai. Tangan dan badan tidak cepat pegal.
Lain halnya bila melintas tikungan bumpy. Serahkan pada Scorpio, lantaran motor berlambang garpu tala ini didukung sistem suspensi Monocross yang empuk. Tak usah ragu untuk memelintir grip gas, soalnya tetap stabil.HARGA
Sebelum memutuskan membeli motor, Tarzan itung-itungan duit dalam kantong. Kira-kira mau bawa pulang yang mana ya? Lihat tuh Tarzan mulai kebingungan. Sebab banderol yang ditetapkan masing-masing pabrikan cukup berimbang. Honda Tiger ada dua pilihan. Bila terpikat pelek racing (CW) siapkan dana lebih atau versi jari-jari lebih hemat Rp. 1,7 juta.
Harga Honda Tiger CW berimpitan dengan Suzuki Thunder 250. Nah, tambah sulit mengambil keputusan bukan? Bila memilih kapasitas gambot (250 cc), Thunder bisa dilirik. Tapi masih pakai pelek jari-jari lo.
Sedangkan banderol Honda Tiger tipe lainnya berantem dengan Yamaha Scorpio Z. Keduanya sama-sama pakai pelek jari-jari. Meskipun Scorpio kapasitasnya 25 cc lebih besar tetapi harganya lebih murah Rp. 15 ribu. Selisihnya cukup mepet. Makanya komparasi harga ketiganya OTOMOTIF anggap berimbang.HARGA ON THE ROAD JAKARTA
Honda Tiger CW Rp. 20.430.000
Honda Tiger Rp. 18.730.000
Yamaha Scorpio Z Rp. 18.715.000
Suzuki Thunder 250 Rp. 20.500.000Ketelitian Tarzan patut diteladani. Pertimbangannya enggak sekedar model, harga, konsumsi bensin maupun performa. Kelengkapan fitur sodoran pabrikan juga dijadikan acuan. Setelah lirik sana-sini, kekurangan pun mulai ditemukan.
Indikator penunjuk bahan bakar Suzuki Thunder 250 tidak ditemukan. Tapi kran manual bensinnya sudah dilengkapi posisi rest. Berbeda dengan lawannya Honda Tiger dan Yamaha Scorpio Z. Selain kran manual (dilengkapi rest) juga disertakan jarum penunjuk indikator bensin. Gampang dilihat guna mengingatkan pengemudi waktunya masuk SPBU.
Berbeda dengan Scorpio maupun Tiger yang tetap mengandalkan teknologi konvensional. Nah, adanya plus dan minus fitur tadi skor dianggap seimbangData spesifikasi
Honda Tiger 2000Panjang X lebar X tinggi : 1.990 x 742 x 1.035 mm; Jarak sumbu roda : 1.330 mm;
Jarak terendah ke tanah : 145 mm; Tinggi jok : 780 mm; Berat kosong : 123 kg;
Suspensi depan : Teleskopik; Suspensi belakang : Lengan ayun dengan sok breker ganda;
Ban depan : 2.75 x 18; Ban belakang : 100/90 – 18 – 47P;
Rem depan : Cakram hidraulis, 2 piston; Rem belakang : Teromol;
Kapasitas tangki BBM : 13 Liter;
Tipe mesin : 4 Langkah OHC, pendinginan udara;
Diameter x langkah : 63,5 x 62,2 mm;
Volume langkah : 196,9 cc;
Perbandingan kompresi : 9,0 : 1;
Daya maksimum : 17,4 PS / 8.500 rpm;
Torsi maksimum : 1,62 kgf.m / 7.000 rpm;
Sistem pengapian : AC-CDI; Karburator : Keihin 26 mm; Kopling : Manual , tipe basah; Gigi transmsi : 6 kecepatan
Yamaha Scorpio
Panjang X lebar X tinggi : 2.020 x 770 x 1.090 mm;
Jarak sumbu roda : 1.295 mm; Berat kosong : 125 kg;
Suspensi depan : Teleskopik; Suspensi belakang : Lengan ayun, Monocross;
Ban depan : 80/100-18; Ban belakang : 100/90 – 18
Rem depan : Cakram hidraulis; Rem belakang : Teromol;
Kapasitas tangki BBM : 13,5 Liter;
Tipe mesin : 4 Langkah SOHC, pendinginan udara ;
Diameter x langkah : 70 x 58 mm; Volume langkah : 223 cc; Perbandingan kompresi : 9,5 : 1;
Sistem pengapian : DC-CDI; Karburator : Mikuni BS 30 mm; Kopling : Manual , tipe basah; Gigi transmsi : 5 kecepatan
Suzuki Thunder 250
Panjang X lebar X tinggi : 1.975 x 765 x 1.075 mm;
Jarak sumbu roda : 1.310 mm; Berat kosong : 132 kg;
Suspensi depan : Teleskopik; Suspensi belakang : Lengan ayun, sokbreker ganda;
Ban depan : 3.00 x 18; Ban belakang : 120/80 – 17;
Rem depan : Cakram hidraulik; Rem belakang : Teromol; Kapasitas tangki BBM : 15 Liter;
Tipe mesin : 4 Langkah OHC, TSCC, pendinginan udara;
Diameter x langkah : 72 x 61,2 mm; Volume langkah : 249 cc; Perbandingan kompresi : 9,0 : 1 ;
Sistem pengapian : CDI; Karburator : Mikuni BSR 32 mm; Daya maksimum : 20 dk / 7.500 rpm; Torsi maksimum : 2,1 kg-m / 6.000 rpm; Kopling : Manual , tipe basah; Gigi transmsi : 5 kecepatan
KESIMPULAN
Agak sukar menentukan mana yang terbaik. Semua kontestan sama bagusnya dan sama-sama punya karisma. ‘Rapat belakang’, begitu meniru istilah sopir metromini yang tertawa menonton sesi pemotretan Tarzan di Senayan, Jakarta ini.
Bayangin saja, Honda Tiger telah menghipnotis motormania hampir 11 tahun sejak kemunculan perdananya pada 1994. Separuh waktu dari kesendiriannya, Tiger telah menancapkan benak orang dengan kata: mirip ‘moge’, kencang, irit, bisa buat ‘nampang’ hingga harga jual yang baik. Tiga kali minor change di seputar pelek, buritan hingga stripping body, sekadar mengusir kebosanan. Sst..konon sebentar lagi akan tambah satu magnet lagi, mesin 250 cc! Anyway, Tigerlah sebagai pionir yang berhasil mengedukasi pasar akan sebuah motor di kelas 200 cc.
Thunder enggak kalah hebat. Meski datang kedua langsung menggebrak dengan 250 cc dan 4 katup. Menggoda batas angka psikologis kerinduan esmud akan motor ala moge yang legal. Teruji dengan mengikuti Suzuki jelajah negeri. Scorpio si bungsu datang bermain cantik dengan mesin 225 cc. Mengail penggemar dan ceruk kosong antara Tiger dan Thunder. Lebih irit dari Thunder tetapi lebih kencang dibanding Tiger. Kira-kira begitu pesan kedatangannya. Dan tes kami membuktikan logika ini benar adanya!
So siapa pemenangnya? Ehm, posisi teratas adalah: Honda Tiger! Tarzan dan Cheetah enggan berkomentar lagi soal ini. Cuma bilang lihat detailnya di tabel penilaian dan aauuuooooo…!Penilaian
Yamaha Scorpio; Suzuki Thunder; Honda Tiger
Model(x6); 3= 18; 3=18; 3=18
Harga(x5); 3=15; 3=15;3=15
Konsumsi BBM(x4); 2=8; 3=12;4=16
Performa(x3); 4=12; 3=9; 3=9
Fitur(x2); 4=8; 4=8; 4=8
Handling(x1); 4=4; 2=2; 3=3
Total; 65; 64; 69
Kalo disuruh pilih saya pilih Scorpio, coz pengen punya pio tapi kalo ditanya mana yang paling favorit dari ketiga motor di atas, saya pilih Tiger sebagai motor laki favorit saya
Anda pilih mana???
Usulan Nilai Tambahan di F1 dari Ferrari
- Sistem Poin Baru di F1 Tidak Jadi DipakaMinggu, 3/1/2010 | 10:54 WIB
MARANELLO, KOMPAS.com — Sistem poin di F1 yang diusulkan dengan nilai tertinggi 25 angka buat pemenang setiap seri batal dilaksanakan pada 2010 ini. Usulan baru datang lagi dari Team Principal Ferrari Stefano Domenicali yang merevisi terhadap sistem skor di arena balap jet darat.
Domenicali mengusulkan, untuk poin balapan masih mengacu pada ketentuan lama (10,8,6,5,4,3,2,1). Di luar itu, saat kualifikasi dan balapan perlu diberi angka. Jadi, pebalap yang merebut pole position dan yang mencatat rekor tercepat saat lomba layak diberi angka. Demikian usulannya yang dikutip F1 Technical.net, jelang akhir tahun lalu.
Kepada koran Italia La Stampa, Domenicali mengatakan, "Sistem perolehan angka itu perlu ditinjau kembali. Proposal mengenai angka untuk peraih posisi start terdepan dan tercepat di balapan harus dibuat."
FIA Sporting Working Group akan melakukan pertemuan dalam minggu-minggu ini. Salah satu agendanya yaitu membahas usulan itu.