Wednesday, June 15, 2011

Kontroversi Alur Ban Terbalik, Roda Depan Boleh Ke Mana Aja?


  Alur roda depan terbalik biasanya diterapkan pada motor sport berkapitas besar
Ada kontroversi kecil soal arah groove atau pattern atau coakan di ban. Lantaran beberapa motor sport cc besar menerapkan arah groove terbalik di roda depannya. Sementara, motor-motor yang dipasarkan di Indonesia menggunakan ban dengan arah coakan yang searah roda belakang.

Sebelum menjawab itu, ada baiknya mengenali dulu fungsi alur coakan di ban. Menurut Dodiyanto, coakan berfungsi untuk membuang air atau kotoran. "Sehingga saat melintas jalan basah atau berpasir, roda masih menggigit. Biasanya, alur coakan tadi untuk membuang kotoran atau air ke luar jalur ban," jelas pegawai PT Gajah Tunggal, produsen ban IRC bagian New Product Development itu.

Atas dasar itu, kita jadi aneh jika melihat ban yang menerapkan arah coakan terbalik. Kan biasanya kita melihat ban dengan alur coakan dari bagian tengah rapat, lalu melengkung ke samping melebar. Terbalik, jika bagian sampingnya melengkung ke arah tengah.

Toh kenyataannya ada yang seperti itu. Ban dengan alur coakan terbalik. "Biasanya itu ditemukan di ban-ban motor sport berkapasitas besar buatan luar negeri. Misalnya, Pirelli atau Dunlop," ujar Risa, Manajer Marketing PT Suryaraya Rubberindo, produsen ban FDR.

Untuk menjelaskan kenapa roda depan motor sport kapasitas besar mengaplikasi ban dengan alur terbalik, baik Dodi dan Risa sepakat, itu benar. Ini ada penjelasan secara teknisnya.

"Sebab, ban depan itu hanya mengikuti roda belakang. Power mesin tidak diberikan di situ. Sebaliknya, justru roda depan berfungsi saat pengereman. Karena saat mengerem, kita lebih dulu mengerem roda depan," beber Risa dan Dodi.

Karena fungsinya justru pada saat mengerem, berdasarkan teori, dengan arah terbalik, grip roda depan justru menguat. Jadi, jarak pengereman makin bagus, dan tetap stabil.

"Teorinya, saat mengerem, walaupun arah roda tetap bergerak ke depan, tapi, akibat pengereman agak gerak ke belakang sebagai kontranya. Ini berarti ada tenaga yang diterima oleh roda belakang. Makanya, dengan alur coakan terbalik, gigitan dan grip ban makin baik," kata Dodi dan Risa lagi.

Pertanyaan selanjutnya, kenapa ini berlaku untuk motor sport dengan kapasitas besar. Jawabannya simpel. Karena, motor sport itu kecepatannya tinggi. "Biasanya, yang menerapkan ban depan alur terbalik, speknya untuk kecepatan di atas 180 km/jam," sebut Dodi lagi.

Pertanyaan terakhir, gimana kalau bebek dan motor dengan kecepatan di bawah itu menerapkan ban depan alur terbalik? Dodi dan Risa menjawab, "Sah-sah saja! Tapi, masalahnya jadi enggak enak dilihat. Jadi aneh dan enggak sporty. Tapi, ban belakang tidak boleh dibalik."
Terjawab, semua benar!   

sumber

No comments:

Post a Comment